Sabtu, 09 April 2016

Teks Biografi K.H Agus Salim


Assalamu'alaikum wr. wb

Haii sobat!! Kali ini OP nge-post tugas Teks Biografi mapel B. Indonesia, daripada bingung, mending copas sini aja.. hehehehe
Soal:
1)      Tentukan isi/paragraf yang menunjukan bentuk perjuangan tokoh tersebut!!
2)       Buatlah teks biografi tersebut menjadi 7 nomer!
3)      Susunlah struktur biografi tersebut dalam tabel! 
4)      Mempresentasikan struktur biografi
Jawab:
1.)    Tentukan isi/paragraf yang menunjukan bentu perjuangan tokoh tersebut!!
a)      Masa Kanak-kanak
Agus Salim dilahirkan tanggal 8 Oktober 1884 di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumbar. Ayahnya bernama Sutan Moh yang bekerja sebagai jaksa. Ibunya bernama Siti Zaenab. Agus Salim termasuk keturunan ulama terkenal di Sumatera Barat. Keluarganya termasuk orang yang berpendidikan. Pada tahun 1891, Agus Salim dimasukkan  oleh orang tuanya di ELS (Europesche Lagere School) yaitu sekolah dasar belanda di Bukittinggi. Ia diterima karena anak dari seorang jaksa dan kedudukanya dianggap setara dengan anak belanda. Hanya sebagian kecil anak indonesia yg belajar di ELS. Selain itu ia juga belajar mengaji dan dalam waktu dekat ia mampu bersilat.
b)      Masa Muda
Setelah menyelesaikan sekolah dasar pada tahun 1898, Agus Salim melanjutkan pelajarannya ke sekolah menengah Belanda (HBS) di Jakarta. Di samping mengikuti pelajaran di sekolah umum, Agus Salim juga memperdalam agama islam dengan belajar sendiri. Ia taat melakukan ibadat. Di sekolah, Agus Salim terus menonjol. Ia pandai bergaul dengan teman – temannya. Agus Salim tidak merasa rendah diri terhadap anak-anak Belanda dalam pelajaran. Agus Salim juga pandai bergaul di masyarakat sekelilingnya. Ia menganggap orang tempat tinggalnya sebagai orang tuanya sendiri. Dalam ujian penghabisan HBS tahun 1903, Agus Salim lulus dengan mendapat peringkat nomor satu. Guru-gurunya berharap dia melanjutkan ke sekolah dokter (STOVIA), tetapi ia tidak ingin melanjutkan pelajaran lagi
c)      Masa Dewasa
Setelah selesai HBS, Agus Salim berusaha untuk belajar sendiri, sambil bekerja untuk mencari pengalaman. Mula-mula ia bekerja sebagai penerjemah, kemudian pembantu notaris. Pada tahu 1906, Agus Salim bekerja pada Konsulat Belanda di Jeddah. Ia mempunyai kesempatan yang luas untuk memperdalam ilmu agama Islam dan belajar Bahasa Arab. Agus Salim menikah  dengan gadis Arab, tetapi sewaktu ia akan kembali ke Iandonesia, istrinya tidak bersedia ikut. Mereka terpaksa bercerai. Pada tahun 1922, H. Agus Salim kembali ke Indonesia dan bekerja pada Jawatan Pekerja Umum dan Tenaga. Pada tahun 1912, ia pulang ke kampung halamanya untuk mendirikan sekolah dasar (HIS) di Koto Gadang. Ia kawin dengan kemenakan ayahnya, Zainatun Nahar dan dikaruniai
empat orang anak.
d)      Perjuangan H. Agus Salim dalam Pergerakan Nasional
Pada tahun 1915, H. Agus Salim memasuki Sarekat Islam (SI). Ia terpilih menjadi anggota pengurus besar bersama H.O.S. Tjokroaminoto dan Abdul Muis. H. Agus Salim aktif dalam SI dan ikut membersihkan organisasi itu dari pengaruh komunis. Dalam kongres nasional di Surabaya Tahun 1921, golongan komunis dikeluarkan oleh H. Agus Salim dari SI. Dari tahun 1921-1924, H. Agus Salim menjadi anggota Dewan Rakyat (Volksraad). Ia tetap memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui dewan ini. Pada tahun 1924. H. Agus Salim berhenti menjadi anggota Volksraad. Ia mencurahkan perhatian sepenuhnya dalam pergerakan kebangsaan dan cita cita SI. H. Agus Salim juga giat dalam bidang kewartawanan. Ia berpendirian bahwa surat kabar memegang peranan penting dalam perjuangan. Pada tahun 1929, H. Agus Salim pergi ke  Jenewa sebagai utusan kaum buruh menghadiri Konferensi Buruh Internasional. Dalam konferensi itu, ia bepidato dalam bahasa Perancis. Dalam perjalanan itu ia terus ke negeri Belanda. Pada tahun 1934, H.O.S Tjokroaminoto meninggal dunia H. Agus Salim terpilih menjadi ketua PSII. Kemudian pada tahun 1936, H. Agus Salim mendirikan Barisan Penyedar H. Agus Salim memimpin dan menyelenggarakan Kongres Al-Islam, mencari jalan mewujudkan persatuan Islam dan kerja sama diantara kaum muslimin. Pada zaman pendudukan Jepang (tahun 1924-1945), H. Agus Salim diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Putera.
e)      Perjuangan H. Agus Salim dalam Lapangan Agama
Pada tahun 1925, H. Agus Salim diangkat menjadi penasihat Jong Islamieten Bond (JIB). H. Agus Salim mempunya cita-cita kebangsaan berdasarkan agama Islam (memajukan negeri berdasarkan cita-cita Islam).
f)       Perjuangan H. Agus Salim pada Zaman Revolusi
Pada permulaan revolusi, H. Agus Salim terpilih menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Pada tahun 1946, beliau menjadi Penasihat Menteri Luar Negeri. Kemudian, dia diangkat menjadi Menteri Muda Luar Negeri dalam Kabinet Syahrir II dan III. Pada tahun 1947, beliau memimpin perutusan  Indonesia ke Konferensi Antar Asia di New Delhi (India). Dalam Kabinet Amir Sjarifuddin, H. Agus Salim diangkat menjadi Menteri Luar Negeri. Kemudian bersama Syahrir diutus ke PBB (New York) untuk berpidato di forum dunia itu. Dalam Kabinet Hatta I dan II, H. Agus Salim juga diangkat kembali menjadi Menteri Luar Negeri.


g)      Sesudah pengakuan kedaulatan
Sesudah pengakuan Kedaulatan pada tahun 1950, H. Agus Salim diangkat sebagai Penasihat Menteri Luar Negeri. Disamping itu, beliau giat kembali dalam dunia karang-mengarang dan mulai meninggalkan kegiatan politik dan pemerintahan. Pada tahun 1953, H. Agus Salim pergi ke Amerika Serikat menjadi Guru Besar Agama Islam pada Cornell University dan Princeton University. Pada tahun itu juga, H. Agus Salim diutus oleh Pemerintahan Ri mewakili pemerintah pada penobatan Ratu Elizabeth II dari Inggris. Setelah 10 bulan di luar negri, beliau kembali ke Indonesia dan diangkat menjadi guru besar pada PTAIN, yogyakarta. Pada tanggal 4 November 1954, H. Agus Salim wafat dalam usia 70 tahun.
2.)    Buatlah teks biografi tersebut menjadi 7 nomer!

(1)   Agus Salim dilahirkan tanggal 8 Oktober 1884 di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumbar. Ayahnya bernama Sutan Moh yang bekerja sebagai jaksa. Ibunya bernama Siti Zaenab. Agus Salim termasuk keturunan ulama terkenal di Sumatera Barat. Keluarganya termasuk orang yang berpendidikan. Pada tahun 1891, Agus Salim dimasukkan  oleh orang tuanya di ELS (Europesche Lagere School) yaitu sekolah dasar belanda di Bukittinggi. Ia diterima karena anak dari seorang jaksa dan kedudukanya dianggap setara dengan anak belanda. Hanya sebagian kecil anak indonesia yg belajar di ELS. Selain itu ia juga belajar mengaji dan dalam waktu dekat ia mampu bersilat.
(2)   Setelah menyelesaikan sekolah dasar pada tahun 1898, Agus Salim melanjutkan pelajarannya ke sekolah menengah Belanda (HBS) di Jakarta. Di samping mengikuti pelajaran di sekolah umum, Agus Salim juga memperdalam agama islam dengan belajar sendiri. Ia taat melakukan ibadat. Di sekolah, Agus Salim terus menonjol. Ia pandai bergaul dengan teman – temannya. Agus Salim tidak merasa rendah diri terhadap anak-anak Belanda dalam pelajaran. Agus Salim juga pandai bergaul di masyarakat sekelilingnya. Ia menganggap orang tempat tinggalnya sebagai orang tuanya sendiri. Dalam ujian penghabisan HBS tahun 1903, Agus Salim lulus dengan mendapat peringkat nomor satu. Guru-gurunya berharap dia melanjutkan ke sekolah dokter (STOVIA), tetapi ia tidak ingin melanjutkan pelajaran lagi.
(3)   Setelah selesai HBS, Agus Salim berusaha untuk belajar sendiri, sambil bekerja untuk mencari pengalaman. Mula-mula ia bekerja sebagai penerjemah, kemudian pembantu notaris. Pada tahu 1906, Agus Salim bekerja pada Konsulat Belanda di Jeddah. Ia mempunyai kesempatan yang luas untuk memperdalam ilmu agama Islam dan belajar Bahasa Arab. Agus Salim menikah  dengan gadis Arab, tetapi sewaktu ia akan kembali ke Iandonesia, istrinya tidak bersedia ikut. Mereka terpaksa bercerai. Pada tahun 1922, H. Agus Salim kembali ke Indonesia dan bekerja pada Jawatan Pekerja Umum dan Tenaga. Pada tahun 1912, ia pulang ke kampung halamanya untuk mendirikan sekolah dasar (HIS) di Koto Gadang. Ia kawin dengan kemenakan ayahnya, Zainatun Nahar dan dikaruniai empat orang anak.
(4)   Pada tahun 1915, H. Agus Salim memasuki Sarekat Islam (SI). Ia terpilih menjadi anggota pengurus besar bersama H.O.S. Tjokroaminoto dan Abdul Muis. H. Agus Salim aktif dalam SI dan ikut membersihkan organisasi itu dari pengaruh komunis. Dalam kongres nasional di Surabaya Tahun 1921, golongan komunis dikeluarkan oleh H. Agus Salim dari SI. Dari tahun 1921-1924, H. Agus Salim menjadi anggota Dewan Rakyat (Volksraad). Ia tetap memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui dewan ini. Pada tahun 1924. H. Agus Salim berhenti menjadi anggota Volksraad. Ia mencurahkan perhatian sepenuhnya dalam pergerakan kebangsaan dan cita cita SI. H. Agus Salim juga giat dalam bidang kewartawanan. Ia berpendirian bahwa surat kabar memegang peranan penting dalam perjuangan.
(5)    . Pada tahun 1929, H. Agus Salim pergi ke  Jenewa sebagai utusan kaum buruh menghadiri Konferensi Buruh Internasional. Dalam konferensi itu, ia bepidato dalam bahasa Perancis. Dalam perjalanan itu ia terus ke negeri Belanda. Pada tahun 1934, H.O.S Tjokroaminoto meninggal dunia H. Agus Salim terpilih menjadi ketua PSII. Kemudian pada tahun 1936, H. Agus Salim mendirikan Barisan Penyedar H. Agus Salim memimpin dan menyelenggarakan Kongres Al-Islam, mencari jalan mewujudkan persatuan Islam dan kerja sama diantara kaum muslimin. Pada zaman pendudukan Jepang (tahun 1924-1945), H. Agus Salim diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Putera. Pada tahun 1925, H. Agus Salim diangkat menjadi penasihat Jong Islamieten Bond (JIB). H. Agus Salim mempunya cita-cita kebangsaan berdasarkan agama Islam (memajukan negeri berdasarkan cita-cita Islam).
(6)   Pada permulaan revolusi, H. Agus Salim terpilih menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Pada tahun 1946, beliau menjadi Penasihat Menteri Luar Negeri. Kemudian, dia diangkat menjadi Menteri Muda Luar Negeri dalam Kabinet Syahrir II dan III. Pada tahun 1947, beliau memimpin perutusan  Indonesia ke Konferensi Antar Asia di New Delhi (India). Dalam Kabinet Amir Sjarifuddin, H. Agus Salim diangkat menjadi Menteri Luar Negeri. Kemudian bersama Syahrir diutus ke PBB (New York) untuk berpidato di forum dunia itu. Dalam Kabinet Hatta I dan II, H. Agus Salim juga diangkat kembali menjadi Menteri Luar Negeri.
(7)   Sesudah pengakuan Kedaulatan pada tahun 1950, H. Agus Salim diangkat sebagai Penasihat Menteri Luar Negeri. Disamping itu, beliau giat kembali dalam dunia karang-mengarang dan mulai meninggalkan kegiatan politik dan pemerintahan. Pada tahun 1953, H. Agus Salim pergi ke Amerika Serikat menjadi Guru Besar Agama Islam pada Cornell University dan Princeton University. Pada tahun itu juga, H. Agus Salim diutus oleh Pemerintahan Ri mewakili pemerintah pada penobatan Ratu Elizabeth II dari Inggris. Setelah 10 bulan di luar negri, beliau kembali ke Indonesia dan diangkat menjadi guru besar pada PTAIN, yogyakarta. Pada tanggal 4 November 1954, H. Agus Salim wafat dalam usia 70 tahun.
3.)    Susunlah struktur biografi tersebut dalam tabel!

Struktur Teks
Kalimat Dalam Teks
Orientasi
Agus Salim dilahirkan tanggal 8 Oktober 1884 di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumbar. Ayahnya bernama Sutan Moh yang bekerja sebagai jaksa. Ibunya bernama Siti Zaenab. Agus Salim termasuk keturunan ulama terkenal di Sumatera Barat. Keluarganya termasuk orang yang berpendidikan. Pada tahun 1891, Agus Salim dimasukkan  oleh orang tuanya di ELS (Europesche Lagere School) yaitu sekolah dasar belanda di Bukittinggi. Ia diterima karena anak dari seorang jaksa dan kedudukanya dianggap setara dengan anak belanda. Hanya sebagian kecil anak indonesia yg belajar di ELS. Selain itu ia juga belajar mengaji dan dalam waktu dekat ia mampu bersilat.
Peristiwa & Masalah
Setelah menyelesaikan sekolah dasar pada tahun 1898, Agus Salim melanjutkan pelajarannya ke sekolah menengah Belanda (HBS) di Jakarta. Di samping mengikuti pelajaran di sekolah umum, Agus Salim juga memperdalam agama islam dengan belajar sendiri. Ia taat melakukan ibadat. Di sekolah, Agus Salim terus menonjol. Ia pandai bergaul dengan teman – temannya. Agus Salim tidak merasa rendah diri terhadap anak-anak Belanda dalam pelajaran. Agus Salim juga pandai bergaul di masyarakat sekelilingnya. Ia menganggap orang tempat tinggalnya sebagai orang tuanya sendiri. Dalam ujian penghabisan HBS tahun 1903, Agus Salim lulus dengan mendapat peringkat nomor satu. Guru-gurunya berharap dia melanjutkan ke sekolah dokter (STOVIA), tetapi ia tidak ingin melanjutkan pelajaran lagi. Setelah selesai HBS, Agus Salim berusaha untuk belajar sendiri, sambil bekerja untuk mencari pengalaman. Mula-mula ia bekerja sebagai penerjemah, kemudian pembantu notaris. Pada tahu 1906, Agus Salim bekerja pada Konsulat Belanda di Jeddah. Ia mempunyai kesempatan yang luas untuk memperdalam ilmu agama Islam dan belajar Bahasa Arab. Agus Salim menikah  dengan gadis Arab, tetapi sewaktu ia akan kembali ke Iandonesia, istrinya tidak bersedia ikut. Mereka terpaksa bercerai. Pada tahun 1922, H. Agus Salim kembali ke Indonesia dan bekerja pada Jawatan Pekerja Umum dan Tenaga. Pada tahun 1912, ia pulang ke kampung halamanya untuk mendirikan sekolah dasar (HIS) di Koto Gadang. Ia kawin dengan kemenakan ayahnya, Zainatun Nahar dan dikaruniai empat orang anak.
Pada tahun 1915, H. Agus Salim memasuki Sarekat Islam (SI). Ia terpilih menjadi anggota pengurus besar bersama H.O.S. Tjokroaminoto dan Abdul Muis. H. Agus Salim aktif dalam SI dan ikut membersihkan organisasi itu dari pengaruh komunis. Dalam kongres nasional di Surabaya Tahun 1921, golongan komunis dikeluarkan oleh H. Agus Salim dari SI. Dari tahun 1921-1924, H. Agus Salim menjadi anggota Dewan Rakyat (Volksraad). Ia tetap memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui dewan ini. Pada tahun 1924. H. Agus Salim berhenti menjadi anggota Volksraad. Ia mencurahkan perhatian sepenuhnya dalam pergerakan kebangsaan dan cita cita SI. H. Agus Salim juga giat dalam bidang kewartawanan. Ia berpendirian bahwa surat kabar memegang peranan penting dalam perjuangan. Pada tahun 1929, H. Agus Salim pergi ke  Jenewa sebagai utusan kaum buruh menghadiri Konferensi Buruh Internasional. Dalam konferensi itu, ia bepidato dalam bahasa Perancis. Dalam perjalanan itu ia terus ke negeri Belanda. Pada tahun 1934, H.O.S Tjokroaminoto meninggal dunia H. Agus Salim terpilih menjadi ketua PSII. Kemudian pada tahun 1936, H. Agus Salim mendirikan Barisan Penyedar H. Agus Salim memimpin dan menyelenggarakan Kongres Al-Islam, mencari jalan mewujudkan persatuan Islam dan kerja sama diantara kaum muslimin. Pada zaman pendudukan Jepang (tahun 1924-1945), H. Agus Salim diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Putera. Pada tahun 1925, H. Agus Salim diangkat menjadi penasihat Jong Islamieten Bond (JIB). H. Agus Salim mempunya cita-cita kebangsaan berdasarkan agama Islam (memajukan negeri berdasarkan cita-cita Islam). Pada permulaan revolusi, H. Agus Salim terpilih menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Pada tahun 1946, beliau menjadi Penasihat Menteri Luar Negeri. Kemudian, dia diangkat menjadi Menteri Muda Luar Negeri dalam Kabinet Syahrir II dan III. Pada tahun 1947, beliau memimpin perutusan  Indonesia ke Konferensi Antar Asia di New Delhi (India). Dalam Kabinet Amir Sjarifuddin, H. Agus Salim diangkat menjadi Menteri Luar Negeri. Kemudian bersama Syahrir diutus ke PBB (New York) untuk berpidato di forum dunia itu. Dalam Kabinet Hatta I dan II, H. Agus Salim juga diangkat kembali menjadi Menteri Luar Negeri.
Reorientasi
Sesudah pengakuan Kedaulatan pada tahun 1950, H. Agus Salim diangkat sebagai Penasihat Menteri Luar Negeri. Disamping itu, beliau giat kembali dalam dunia karang-mengarang dan mulai meninggalkan kegiatan politik dan pemerintahan. Pada tahun 1953, H. Agus Salim pergi ke Amerika Serikat menjadi Guru Besar Agama Islam pada Cornell University dan Princeton University. Pada tahun itu juga, H. Agus Salim diutus oleh Pemerintahan Ri mewakili pemerintah pada penobatan Ratu Elizabeth II dari Inggris. Setelah 10 bulan di luar negri, beliau kembali ke Indonesia dan diangkat menjadi guru besar pada PTAIN, yogyakarta. Pada tanggal 4 November 1954, H. Agus Salim wafat dalam usia 70 tahun.



Sekian dari saya,
Wassalamu'alaikum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About us

Translate

Popular Posts

Facebook